NEWSTICKER

CIA Tahu Rencana Ukraina Meledakkan Pipa Gas Nord Stream

Riak air dari dugaan ledakan pipa gas Nord Stream. (Forsvaret/EPA / RITZAU SCANPIX)

CIA Tahu Rencana Ukraina Meledakkan Pipa Gas Nord Stream

Willy Haryono • 7 June 2023 13:12

Washington: Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dilaporkan telah mengetahui rencana tim pasukan operasi khusus Ukraina untuk meledakkan saluran pipa gas Nord Stream di Laut Baltik. Informasi tersebut diberitahu oleh agen mata-mata Eropa tiga bulan sebelum terjadinya ledakan yang merusak sistem bawah laut pada tahun lalu.  

Hal itu dilaporkan oleh The Washington Post pada Selasa, 6 Juni 2023. Surat kabar tersebut melaporkan adanya sebuah dokumen yang dibocorkan oleh teknisi komputer Garda Nasional Udara AS, yang diketahui memiliki akses ke sejumlah besar materi bersifat rahasia.

Melansir dari Yahoo News, Rabu, 7 Juni 2023, dokumen yang bocor tersebut menunjukkan bahwa badan intelijen Eropa memberitahu mata-mata AS soal rencana serangan penyelam militer Ukraina pada 2022, tepat empat bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Diketahui, pipa Nord Stream 1 dan 2 yang dibangun untuk membawa gas alam dari Rusia ke Jerman meledak di bawah Laut Baltik pada 26 September 2023. Insiden itu pun merusak sistem bawah laut tersebut dan memutus potensi sumber pendapatan miliaran dolar untuk Rusia.

Tak hanya itu, serangan tersebut juga memicu keadaan darurat di seluruh wilayah karena memotong pasokan energi penting untuk Eropa. Terlebih, perang Rusia-Ukraina telah membuat harga minyak meroket.

Sejumlah negara pun dituduh terlibat dalam operasi tersebut, termasuk Rusia, Amerika Serikat dan Ukraina. Namun, semuanya membantah terlibat.

Seorang pejabat yang tidak disebut namanya mengatakan bahwa AS telah mengetahui dugaan rencana pengeboman tersebut. Terlebih, AS juga disebut sudah memberi tahu hal tersebut kepada sekutu termasuk Jerman.

Badan intelijen Eropa menjelaskan bahwa itu bukan operasi nakal. Namun, serangan tersebut diawasi oleh kepala militer Jenderal Valerii Zaluzhnyi tanpa sepengetahuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Laporan The Washington Post pun didukung dengan sejumlah informasi yang dikumpulkan oleh penyelidik Jerman. Dalam laporan tersebut, tertulis bahwa sebuah tim yang berjumlah enam orang mengambil perahu layar dari pelabuhan Rostock Jerman dengan menggunakan paspor palsu pada September lalu untuk melancarkan operasi tersebut.

Menurut laporan media Jerman pada pekan lalu, metadata dari email yang digunakan untuk menyewa perahu layar tersebut memiliki hubungan dengan Ukraina dan pemimpin perusahaan yang menyewa perahu layar tersebut juga tinggal di Kyiv.

Namun, media Denmark baru-baru ini melaporkan bahwa sebuah kapal angkatan laut Rusia yang berspesialisasi dalam operasi kapal selam dipotret sedang berada di dekat lokasi sabotase tepat sebelum peristiwa itu terjadi. (Arfinna Erliencani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Willy Haryono)