Ilustrasi. FOTO: AFP
Riyadh: Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan Rusia akan mendapat manfaat dari transparansi dalam menerbitkan data produksi minyaknya. Hal itu karena kelompok OPEC+, yang dipimpinnya bersama dengan Arab Saudi, berupaya meyakinkan pasar mereka memompa pada tingkat yang dijanjikan.
"Kami berdiskusi dengan pihak Rusia mengenai tanggung jawab mereka untuk memberikan informasi secara jelas dan transparan," kata Abdulaziz bin Salman, dalam sebuah wawancara dengan televisi Al Arabiya, dilansir dari The Business Times, Rabu, 7 Juni 2023.
"Mereka membuat keputusan beberapa waktu lalu untuk tidak mengungkapkan informasi tersebut, dan saya percaya mereka sekarang menyadari tidak adanya pengungkapan informasi telah menyebabkan keraguan tentang angka mereka," tambahnya.
Rusia membatasi data produksi minyak tahun lalu karena sifatnya yang 'sensitif', sehingga sulit untuk menilai kepatuhan negara tersebut terhadap pemotongan produksi yang dijanjikannya di luar pernyataan resmi. Layanan Statistik Federal Rusia menghentikan publikasi produksi minyak mentah dan kondensat awal tahun ini hingga April 2024, menyusul keputusan pemerintah.
Pasokan minyak mentah ke kilang domestik dan ekspor lintas laut adalah alat pengukur utama yang tersisa bagi pengamat pasar minyak untuk memahami tren produksi minyak Rusia. Kantor Media Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak tidak menanggapi permintaan komentar mengenai masalah tersebut.
Rusia saat ini sedang bekerja dengan sumber-sumber sekunder untuk memperbarui angka produksinya di Februari, dasar pengurangan produksi, menurut tabel produksi OPEC+ untuk tahun depan yang diterbitkan pada Minggu, 4 Juni 2023.
Dalam upaya untuk meningkatkan pasar minyak, OPEC+ sepakat pada Minggu kemarin untuk mempertahankan pemotongan produksi sukarela tahun depan yang dijanjikan beberapa anggota pada pertemuan dua bulan sebelumnya.
Harga telah merosot sejak saat itu, diperdagangkan pada level yang lebih rendah daripada sebelum pemotongan diumumkan dan mendorong intervensi lain oleh Arab Saudi. Eksportir terbesar dunia kemarin mengatakan akan melakukan pengurangan sepihak sebanyak satu juta barel per hari mulai Juli.