Banjir rob masih merendam sejumlah desa di kawasan Demak, Jawa Tengah, Kamis (18/5/2023). Bahkan, tokoh ulama KH Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus menyindir soal banjir rob yang tak kunjung surut tersebut.
Masalah banjir di Demak, tepatnya di khususnya di Jalan Nasional Semarang-Demak belum juga selesai. Padahal situasi banjir rob sudah menjadi masalah tahunan yang sudah terjadi sejak tahun 1990-an.
Bukan hanya menggenangi jalan nasional saja, banjir juga merendam 15 desa di Kecamatan Sayung dengan ketinggian mencapai 100 cm. Sebanyak 25 sekolah harus terdampak banjir tersebut. Akibatnya, persentase siswa yang mendaftar di sekolah-sekolah Kecamatan Sayung berkurang.
Salah satu penyebab banjir diduga kuat terjadi karena adanya alihfungsi lahan di pesisir Demak yang semula adalah lahan pertanian dan perkebunan sehingga mengurangi daya resap air. Dampaknya, setiap kali air pasang, mau tidak mau banjir keluar masuk ke permukiman.
Kemudian seiring dengan bertambahnya waktu, adanya eksploitasi penggunaan air tanah juga memicu terjadinya banjir. Hal itu juga mengakibatkan penurunan permukaan tanah dan memperparah dampak banjir.
Saat ini permasalahan banjir rob Demak sudah diusulkan untuk masuk skala prioritas. Permasalahan banjir itu dibahas pada musyawarah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Demak.
