Data 2017-2021 menunjukkan prosentase kemacetan di DKI Jakarta terus berkurang. Pada 2017 prosentasenya 61%, setahun kemudian berkurang menjadi 53%. Pada 2020 berkurang lagi hingga 36%, dan 34% pada 2021, dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
Pada 2022 kembali meningkat menjadi 48% seiring menurunnya penyebaran Covid-19. "Kemacetan terjadi pada jam masuk kerja 07.00 WIB - 09.00 WIB dan jam pulang kerja," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman.
Agar kemacetan lalu lintas dapat berkurang, Polda Metro Jaya mengusulkan perusahaan untuk membuat pembagian shift jam masuk kantor. Yaitu mulai pukul 07.00 WIB-14.00 WIB, kemudian 08.00 WIB-15.00 WIB, lalu 09.00 WIB-16.00 WIB dan 10.00 WIB-17.00 WIB.
Sebanyak 10 juta jumlah penduduk di Jakarta dan 4 juta warga merupakan pekerja. Pada siang hari 3,3 juta kendaraan masuk ke Jakarta untuk beraktivitas. Berdasarkan data BPTJ pemborosan BBM akibat kemacetan mencapai 2,2 juta liter/hari, dengan kerugian ekonomi sebesar Rp 71,4 triliun/tahun.
Pemprov DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kemacetan lalu lintas seperti membuat program JakLingko, membangun JPO, Halte, hingga Trotoar Ikonik, Perluasan Wilayah Ganji-Genap dari 13 menjadi 25 titik, rekayasa lalu lintas di Bundaran HI, dan switch over di Stasiun Manggarai.